sembahcatur supaya lumuntur, dihin raga, cipta jiwa, rasa, kaki, ing kono lamun tinemu, tandha nugrahaning Manon. Kelak saya bertutur, Empat macam sembah supaya dilestarikan; Pertama; sembah raga, kedua; sembah cipta, ketiga; sembah jiwa, dan keempat; sembah rasa, anakku ! Di situlah akan bertemu dengan pertanda anugrah Tuhan. Pada 2
Seratwedhatama pupuh gambuh 1 35 pada 1 samengko ingsun tutur sembah catur supaya lumuntur dihin raga cipta jiwa rasa kaki ing kono lamun tinemu tandha nugrahing manon. Kelak saya bertutur empat macam sembah supaya dilestarikan. Untuk mengunduh File Gunakan tombol download dibawah ini.
Critaknakanthi ringkes pada 11 saka pupuh durma serat wulangreh
Vay Nhanh Fast Money. Sembah catur supaya lumuntur tegese…Jawaban Sembah Catur merupakan bait ke-48 dari Pupuh Gambuh pada Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV. Arti dari Sembah Catur adalah empat cara sembah atau beribadah. Sembah Catur Empat Cara Sembah atau Beribadah Hello Sobat motorcomcom, sudahkah kalian pernah mendengar tentang Sembah Catur? Sembah Catur adalah bait ke-48 dari Pupuh Gambuh pada Serat Wedatama karya KGPAA Sri Mangkunegara IV. Dalam bait ini terdapat pesan penting mengenai empat cara sembah atau beribadah. Mari kita bahas lebih lanjut tentang Sembah Catur. Pengertian Sembah Catur Sembah Catur berasal dari bahasa Jawa, di mana "sembah" artinya sembahyang atau beribadah, dan "catur" artinya empat. Jadi, Sembah Catur dapat diartikan sebagai empat cara sembah atau beribadah. Empat Cara Sembah atau Beribadah Menurut Sembah Catur, ada empat cara sembah atau beribadah yang harus kita lakukan. Pertama, sembahyang atau beribadah dengan hati yang khusyuk dan tulus. Kedua, sembahyang atau beribadah dengan tubuh yang bersih dan wangi. Ketiga, sembahyang atau beribadah dengan pikiran yang tenang dan fokus. Dan yang terakhir, sembahyang atau beribadah dengan ucapan yang benar dan jelas. Empat cara sembah atau beribadah ini sangat penting untuk dilakukan agar sembahyang atau beribadah kita diterima oleh Tuhan. Sembahyang atau beribadah yang dilakukan dengan hati yang khusyuk dan tulus akan membuat kita lebih dekat dengan Tuhan. Sembahyang atau beribadah dengan tubuh yang bersih dan wangi juga menunjukkan rasa hormat kita kepada Tuhan. Sembahyang atau beribadah dengan pikiran yang tenang dan fokus dapat membantu kita menghilangkan pikiran negatif atau distraksi yang dapat mengganggu sembahyang atau beribadah kita. Sedangkan sembahyang atau beribadah dengan ucapan yang benar dan jelas akan membuat kita lebih mudah dimengerti oleh Tuhan. Makna Sembah Catur Sembah Catur mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada bagaimana sembahyang atau beribadah kita terlihat di luar, tetapi juga bagaimana sembahyang atau beribadah kita di dalam hati. Kita harus benar-benar tulus dalam sembahyang atau beribadah kita dan mengikhlaskan segala yang kita lakukan kepada Tuhan. Selain itu, Sembah Catur juga mengajarkan kita untuk memperhatikan kebersihan tubuh dan pikiran ketika sembahyang atau beribadah. Kebersihan tubuh dan pikiran akan membantu kita lebih fokus dan khusyuk dalam sembahyang atau beribadah. Aplikasi Sembah Catur dalam Kehidupan Sehari-hari Sembah Catur bukan hanya berlaku untuk sembahyang atau beribadah saja, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menerapkan empat cara sembah atau beribadah tersebut dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam pekerjaan, hubungan sosial, dan kehidupan keluarga. Ketika bekerja, kita dapat bekerja dengan hati yang khusyuk dan tulus, serta fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Kita juga harus menjaga kebersihan diri dan pikiran agar lebih produktif dalam bekerja. Begitu pula dalam hubungan sosial, kita harus berbicara dengan ucapan yang benar dan jelas, serta menjaga pikiran yang positif agar hubungan kita dengan orang lain semakin baik. Dalam kehidupan keluarga, kita juga dapat menerapkan empat cara sembah atau beribadah tersebut. Kita harus beribadah dengan hati yang tulus agar lebih dekat dengan keluarga dan selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada keluarga. Kita juga harus menjaga kebersihan diri dan pikiran agar keluarga terhindar dari penyakit dan masalah. Kesimpulan Demikianlah penjelasan mengenai Sembah Catur, empat cara sembah atau beribadah yang penting untuk dilakukan agar sembahyang atau beribadah kita diterima oleh Tuhan. Sembah Catur juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, hubungan sosial, maupun kehidupan keluarga. Mari kita selalu berusaha untuk menerapkan empat cara sembah atau beribadah tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari agar selalu dekat dengan Tuhan. Selamat Beribadah dengan Hati yang Khusyuk dan Tulus! Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.
Mencari sembah catur supaya lumuntur tegese? Berikut adalah informasi lengkap dan terverifikasi yang berkaitan dengan sembah catur supaya lumuntur tegese, yang akan memberi Anda jawaban yang komprehensif. Oiya disini dapat kamu download juga informasi secara gratis. Detail sembah catur supaya lumuntur tegese mp3 dapat kamu nikmati dengan cara klik tombol Selengkapnya di bawah, dan untuk link download sembah catur supaya lumuntur tegese ada di halaman GAMBUH dan Artinya Samengko Ingsun Tutur... " Gambuh " Samengko ingsun tutur Sembah catur supaya lumun... TIYANG JAWI, 20 February 2021 SelengkapnyaTEMBANG Serat Wedhatama pupuh Gambuh Podo 1 SAGARA OFFICIAL... Pupuh Gambuh Pada 1 Samengko ingsun tutur, Sembah ca... SAGARA OFFICIAL, 06 February 2022 SelengkapnyaSerat Wedhatama Pupuh Gambuh Full Lengkap 1 35... SErat Wedhatama pupuh gambuh full pada 1 sampai dengan 35, s... Bapak num, 04 August 2021 Selengkapnyamemahami SEMBAH RAGA dan SEMBAH KALBU yang ada di SERAT WEDHATAMA pupuh GAMBUH... SEMBAH RAGA yang tertuang pada Serat WEDHATAMA - pada 1 - S... CUPU CHANNEL, 19 July 2021 SelengkapnyaSERAT WEDHATAMA PUPUH GAMBUH KELAS XI KUPAS TUNTAS ARTI DAN MAKNANYA... Assalamu'alaikum Sugeng rawuh wonten ing pasinaonan ba... Fifi Lia Rumita, 20 January 2021 SelengkapnyaMACAPAT PENENANG HATI PANGKUR BAIT 01 14 SERAT WEDATAMA SuryaKKS Music... Tembang diambil dari Serat Wedatama Karya Kanjeng Gusti Pang... SABDALANGIT TV, 13 May 2021 SelengkapnyaSERAT WEDHATAMA PUPUH GAMBUH SAJIAN 35 PADA PLUS ARTI DAN PENJELASAN MAKSUD SINGKAT... Video dokumentasi lisan atas karya-karya Pujangga leluhur. K... BAHASA JAWA UNNES, 14 May 2021 SelengkapnyaKelas XI Serat Wedhatama Pupuh Gambuh... Video pembelajaran bahasa Jawa kelas XI semester genap mater... Faris Fun Jawa, 03 January 2021 SelengkapnyaMembahas Serat Wedhatama Jilid 4... Perkuliahan daring membahas serat wedhatama pupuh gambuh... Bambang Sulanjari, 22 June 2020 SelengkapnyaSMK 11 TGS 13 BAHASA JAWA MUTA ALLIMAH... ... SABILURRASYAD ISLAMIC BOARDING SCHOOL, 25 January 2021 SelengkapnyaAnda mungkin juga menyukai
Tembang Gambuh – Tembang utawa sekar yaiku rumpakan basa kanthi paugeran tartamtu kang pangucape kudu nggunakake kagunan swara. Mulane ing tembang macapat ana perangan rasaning swara titilaras lan rasaning basa sastra. Ing rasaning swara dikenal anane titilaras slendro lan titilaras pelog. Titilaras slendro iku ana telung pathet, yaiku slendro pathet nem, slendro pathet sanga, lan slendro pathet manyura. Ing titilaras pelog uga ana telung pathet, pelog pathet nem, pelog pathet lima, lan pelog pathet barang. Ing tembang iku rasaning swara winengku ing rasaning basa, tegese nalika nembang kudu ngutamakake basa utawa sastrane. Mula banjur ana pedhotan kendho lan pedhotan kenceng. Pedhotan kendho iku pedhotan kang manggon ing wekasaning tembung lan ora medhot wandaning tembung, dene pedhotan kenceng iku pedhotan kang ora manggon ing wekasaning tembung. Serat kang tinulis kanthi tembang macapat lumrahe dumadi saka pirang-pirang pupuh. Saben pupuh mau dumadi saka pirang-pirang pada. Ing saben pada bisa ditemokake guru gatra, guru wilangan, lan guru lagu/swara. Arane saben pupuh mau bisa dideleng saka sasmitaning tembang lan paugerane tembang macapat. Tembang Gambuh merupakan sebuah tembang bagian dari Serat Wedhatama yang tulis oleh KGPAA Mangkunegara Four Kesultanan Yogyakarta. ane. Pengertene tembang Gambuh Tembang Gambuh anduweni arti tambuh, embuh, gambuh, jumbuh, lan tembung kang awanda mbuh. 2. Pathokane tembang Gambuh Guru lagu u,u,i,u,o Guru wilangan 7,ten,12,8,8 Guru gatra 5 3. Watake tembang Gambuh Watake yaiku kakulawargan/akrab, sumadulur. 4. Makna tembang Gambuh Tembang Gambuh kui ngggambarake watak pawongan kang sansaya diwasa. Tembang iki menehi pitutur marang anak putu, patrap lan pangucap bisa nyawiji tur urip ayem tenterem. 5. Tuladha Tembang Gambuh Pada 1 Samengko ingsun tutur,Sembah catur supaya lumuntur,Dihin raga, cipta jiwa, rasa, kaki,Ing kono lamun tinemu,Tandha nugrahing Manon. Artinya Kelak saya bertutur,Empat macam sembah supaya dilestarikan,Antara lain sembah raga, cipta, jiwa, rasa, anakku!Disanalah akan bertemu,tandha anugrah Tuhan. Pada 2 Sembah raga punika,Pakartine wong amagang laku,Susucine asarana saking warih,kang wus lumrah limang wektu,wantu wataking wawaton. Artinya Sembah raga adalah,Perbuatan orang yang olah batin,Menyucikan diri dengan sarana air,Yan sudah biasa lima waktu,Sebagai rasa hormat terhadap waktu. Pada 3 Inguni-uni ersua,Sinarawung wulang kang sinerung,lagi iki bangsa kas ngetok-ken anggit,mintoken kawagnyanipun,sarengate elok-elok. ArtinyaPada zaman dahulu,Belum pernah dikenal ajaran yang penuh tabir,Baru kali ini ada orang menunjukkan hasil rekaan,Memamerkan kebiasaannya,amalannya aneh-aneh. Pada 4 Thithik kaya santri Dul,Gajeg kaya santri brahi kidul,Saurute Pacitan pinggir pasisir,Ewon wong kang padha nggugu,Anggere guru nyalemong. Artinya Kadang seperti santri Dul,Seperti santri wilayah selatan,Sepanjang pinggir pantai Pacitan,Ribuan rang yang mempercayai,Asal-asalan dalam berbicara. Pada 5 Kasusu arsa weruh,cahyaning Hyang kinira yen karuh,ngarep-arep urup arsa den kurebi,Tan wruh kang mangkoko iku,akale keliru enggon. Artinya Terburu-buru ingin tahu,Cahaya Tuhan dikira dapat ditemukan,Menanti-nanti besar keinginan mendapatkan anugrah,Namun gelap mataOrang tidak paham yang demikian itu,Nalarnya sudah salah kaprah. Pada 6 Yen ta jaman rumuhun,tata titi tumrah tumaruntun,bangsa srengat tan winor lan laku batin,dadi ora gawe bingung,kang padha nembah Hyang Manon. Artinya Bila zaman dahulu,Tertib teratur runtut harmonissariatTidak dicampur aduk dengan olah batin,Jadi tidak membuat bingung,bagi yang menyembah Tuhan. Pada 7 Lire sarengat iku,kena uga ingaranan laku,dihin ajeg kapindhone ataberi,pakolehe putraningsun,nyenyeger badan mwih kaot. Artinya Sesungguhnya sariat ituDapat disebut olah,Pertama tetap kedua hasil sariat adalah,Menyegarkan badan agar lebih baik, Pada 8 Wong seger badanipun,otot daging kulit balung sungsum,tumrah ing rah memarah antenging ati,antenging ati nunungku,angruwat ruweting batos. Artinya Orang segar badannya,Otot, daging, kulit dan tulang sungsumnyaMempengaruhi darah membuat tenang di hati membantu,Membersihkan kekusutan batin. Pada nine Mangkono mungguh ingsun,ananging ta sarehne asnafun,beda-beda panduk panduming dumadi,sayektine nora jumbuh,tekad kang padha linakon. Artinya Begitulah menurut ku,Tetapi karena orang itu berbeda-beda,Beda pula garis pembagian nasib,Sebenarnya tidak cocok,Tekad yang pada dijalankan itu. Pada 10 Nanging ta paksa tutur,rehning tuwa tuwase mung catur,bok lumuntur lantaraning reh utami,sing sapa temen tinemu,nugraha geming Kaprabon. Artinya Namun terpaksa bertutur,Karena sudah tua kewajibannya menasehati,Siapa tahu dapat lestari menjadi pedoman tingkah laku utama,Barang siapa bersungguh-sungguh mendapatkan,Anugrah kemuliaan dan kehormatan. Pada 11 Samengko sembah kalbu,yen lumintu uga dadi laku,laku agung kang kagungan Narapati,patitis tetesing kawruh,meruhi marang kang momong. Artinya Berikutnya sembah kalbu,Jika berkesinambungan juga menjadi olah,Olah tingkat tinggi yang dimiliki Raja,Tujuan ajaran ilmu ini,Memahami yang mengasuh diri guru sejati/pancer. Pada 12 Sucine tanpa banyu,mung nyenyuda mring ersuasi kalbu,pambukane tata, titi, ngati-atiatetetp talaten atul,tuladhan marang waspaos. Artinya Bersucinya tidak menggunakan airHanya menahan nafsu di hatiDimulai dari perilaku yang tertata, teliti dan hati-hatiTeguh, sabar dan tekun,menjadi watak dasar,Teladan bagi sikap waspada. Pada 13 Mring jatining pandulu,panduk ing ndon dedalan satuhu,lamun lugu ersuasi reh maligi,lageane tumalawung,wenganing alam kinaot. Artinya Alam penglihatan yang sejati,Menggapai sasaran dengan tata cara yang benar,Biarpun sederhana tatalakunya dibutuhkan konsentrasi,Sampai terbiasa mendengar suara sayup-sayup dalam keheningan,Itulah terbukanya “alam lain” Pada 14 Yen wus kambah kadyeku,sarat sareh saniskareng laku,kalakone saka eneng, ening, eling,Ilanging rasa tumlawung,kono adile Hyang Manon. Artinya Bila telah mencapai seperti itu,Saratnya sabar segala tingkah laku,Berhasilnya dengan cara membangun kesadaran, mengheningkan cipta, pusatkan fikiran kepada Tuhan,Dengan hilangnya rasa sayup-sayup,Di situlah keadilan Tuhan terjadi. Pada 15 Gagare ngunggar kayun,tan kayungyun mring ayuning kayun,bangsa anggit yen ginigit nora dadi,Marma den awas den emut,mring pamurunging lelakon. Artinya Gugurnya jika menuruti kemauan jasad nafsu,Tidak suka dengan indahnya kehendak rasa sejati,Jika merasakan keinginan yang tidak-tidak akan gagal,Maka awas dan ingat lah,Dengan yang membuat gagal tujuan. Pada xvi Samengko kang tinutur,sembah katri kang sayekti katur,mring Hyang Sukma sukmanen sehari-hari,arahen dipun kecakup,sembah ing Jiwa sutengong. Artinya Nanti yang diajarkan,Sembah ketiga yang sebenarnya,Diperuntukkan kepada Hyang sukma jiwa setiap hari,Usahakan agar mencapai sembah jiwa ini anakku ! Pada 17 Sayekti luwih prelu,ingaranan pepuntoning laku,kalakuan kang tumrap bangsaning batin,sucine lan Awas Emut,mring alame alam amot. Artinya Sungguh lebih penting,Yang disebut sebagai ujung jalan spiritual,Tingkah laku olah batin,Sucinya dengan awas dan selalu ingat,Akan alam nan abadi kelak. Pada 18 Ruktine ngangkah ngukut,ngiket ngrukut triloka kakukut,jagad agung gimulung lan jagad cilik,Den kandel kumandel kulup,mring kelaping alam kono. Artinya Cara menjaganya dengan menguasai, mengambil,mengikat, merangkul erat tiga jagad yang dikuasai,Jagad besar tergulung oleh jagad kecil,Pertebal keyakinanmu anakku,Akan kilaunya alam tersebut. Pada 19 Keleme mawa limut,kalamatan jroning alam kanyut,sanyatane iku kanyatan kaki,Sajatine yen tan emut,sayekti tan bisa awor. Artinya Tenggelamnya rasa melalui suasana “remang berkabut”,Mendapat firasat dalam alam yang menghanyutkan,Sebenarnya hal itu kenyataan, anakku,Sejatinya jika tidak ingat,Sungguh tak bisa “larut”. Pada 20 Pamete saka luyut,sarwa sareh saliring panganyut,lamun yitna kayitnan kang mitayani,tarlen mung pribadinipun,kang katon tinonton kono. Artinya Jalan keluarnya dari luyut batas antara lahir dan batin,Tetap sabar mengikuti “alam yang menghanyutkan”,Asal hati-hati dan waspada yang menuntaskan ,Tidak lain hanyalah diri pribadinya,Yang tampak terlihat di situ. Pada 21 Nging away salah surup,kono ana sajatining Urub,yeku urup pangarep uriping Budi,sumirat sirat narawung,kadya kartika katongton. Artinya Tetapi jangan salah mengerti,Di situ ada cahaya sejati,Ialah cahaya pembimbing, ersua penghidup akal budi,Bersinar lebih terang dan cemerlang,Tampak bagaikan bintang. Pada 22 Yeku wenganing kalbu,kabukane kang wengku winengku,wewengkone wis kawengku neng sireki,nging sira uga kawengku,mring kang pindha kartika byor. Artinya Yaitu membukanya pintu hati,Terbukanya yang kuasa-menguasai antara cahaya/nur dengan jiwa/roh,Cahaya itu sudah kau roh kuasaiTapi kau roh,juga dikuasai oleh cahaya,yang seperti bintang cemerlang. Pada 23 Samengko ingsun tutur,gantya sembah ingkang kaping catur,sembah Rasa karasa rosing dumadi,dadine wis tanpa tuduh,mung kalawan kasing Batos. Artinya Nanti ingsun ajarkan,Beralih sembah yang ke empat,Sembah rasa terasalah hakekat kehidupan,Terjadinya sudah tanpa petunjuk,Hanya dengan kesentosaan batin. Pada 24 Kalamun ersua lugu,aja pisan wani ngaku-aku,antuk siku kang mangkono iku kaki,kena uga wenang muluk,kalamun wus pada melok. Artinya Apabila belum bisa membawa diri,Jangan sekali-kali berani mengaku-aku,Mendapat laknat yang demikian itu anakku,Artinya, seseorang berhak berkata,Apabila sudah mengetahui dengan nyata. Pada 25 Meloke ujar iku,yen wus ilang sumelang ing kalbu,ersu kandel kumandel ngandel mring takdir,iku den awas den emut,den memet yen arsa momot. Artinya Menghayati pelajaran ini,Bila sudah hilang keragu-raguan hati,Hanya percaya dengan sungguh-sungguh kepada takdir,Itu harap diwaspadai, diingat,dicermatiBila ingin menguasai seluruhnya. Pada 26 Pamoring ujar iku,kudu santosa ing budi teguh,sarta sabar tawekal legaweng ati,trima lila ambeh sadu,weruh wekasing dumados. Artinya Melaksanakan petuah itu,Harus kokoh pada budi pekertinya teguh,Serta sabar tawakal lapang dada,Menerima dan ikhlas apa adanya,Mengerti kepercayaan yang terjadi. Pada 27 Sabarang tindak-tanduk,tumindake lan sakadaripun,den ngaksama kasisipaning ersua,sumimpanga ing laku dur,ersuasiv budi kang ngrodon. Artinya Segala perbuatan,Dilakukan apa adanya,lalu minta maaf atas kesalahan ersua,Menjauhlah dari perbuatan tercela,dan watak angkara yang besar. Pada 28 Dadya wruh iya dudu,yeku minangka pandaming kalbu,ersua buka ing kijab bullah agaib,sesengkeran kang sinerung,dumunung telenging batos. Artinya Sehingga tahu baik dan buruk,Demikian itu sebagai ketetapan hati,Yang membuka penghalang/tabir antara ersua dan Tuhan,Tersimpan dalam rahasia,Terletak di dalam batin. Pada 29 Rasaning urip ikukrana momor pamoring sawujud,wujuddullah sumrambah ngalam sakalir,lir manis kalawan madu,endi arane ing kono. Artinya Rasa hidup itu,Dengan cara manunggal dalam satu wujud,Wujud Tuhan meliputi alam semesta,bagaikan rasa manis dengan madu.,Begitulah ungkapannya. Pada 30 Endi manis endi madu,yen wis bisa nuksmeng pasang semu,pasamaoning hebing kang Maha Suci,kasikep ing tyas kacakup,kasat mata lair batos. Artinya Mana manis mana madu,Apabila sudah bisa menghayati gambaran itu,Bagaimana pengertian sabda Tuhan,Hendaklah digenggam di dalam hati,Sudah jelas dipahami secara lahir dan batin. Pada 31 Ing batin tan keliru,kedhap kilap liniling ing kalbu,kang minangka colok celaking Hyang Widi,widadaning budi sadu,pandak panduking liru nggon. Artinya Dalam batin tak keliru,Segala cahaya indah dicermati dalam hati,Yang menjadi petunjuk dalam memahami hakekat Tuhan, Selamatnya karena budi bebuden yang jujur hilang nafsu, Agar dapat merasuk beralih “tempat”. Pada 32 Nggonira mrih tulus,kalaksitaning reh kang rinuruh,ngayanira mrih wikal warananing gaib,paranta lamun tan weruh,sasmita jatining endhog. Artinya Agar usahamu berhasil,Dapat menemukan apa yang dicari,Upayamu agar dapat melepas penghalang kegaiban,Apabila kamu tidak paham maka lihatlah,Tentang bagaimana terjadinya telur. Pada 33 Putih lan kuningpun,lamun arsa titah teka mangsul,dene nora mantra-mantra yen ing lair,bisa aliru wujud,kadadeyane ing kono. Artinya Putih dan kuningnya,Bila akan mewujud menetas,Wujud datang berganti,Tak disangka-sangka bila kelahirannya,Dapat berganti wujud,Kejadiannya di situ. Pada 34 Istingarah tan metu,lawan istingarah tan lumebu,dene ing njro wekasane dadi njawi,raksana kang tuwajuh,aja kongsi kabasturon. Atinya Dipastikan tidak keluar,Juga tidak masuk,Kenyataannya yang di dalam akhirnya menjadi di luar,Rasakan sunguh-sungguh,Jangan sampai terlanjur tak bisa memahami. Pada 35 Karana yen kebanjur,kajantaka tumekeng ersua,tanpa tuwas yen tiwasa ing dumadi,dadi wong ina tan wruh,dheweke den anggep dhayoh. Artinya Karena jika terlanjur,Kajantaka tumekeng ersua,Tanpa tuwas kalau sia-sia dalam kejadian,Jadi orang hina tapi mengerti,Dia di anggap dhayoh
sembah catur supaya lumuntur tegese